Makna Filosofi Lilin, Maukah Kamu Jadi Lilin
03.50
Arti
Makna Filosofi Hidup Sebuah Lilin, Maukah Kamu Jadi Lilin?
Selama ini sebagian besar
orang memahami lilin sebagai simbol filosofi hidup yang sia-sia. Hanya bisa
menerangi sementara dirinya sendiri hancur. Lalu muncul statementjangan hidup
seperti lilin. Aku mungkin salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba
memahami filosofi lilin dengan perspektif yang berbeda?
Ada
cerita tentang lilin.
Ada
empat buah lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh, suasana
begitu sunyi sehingga terdengar percakapan mereka.
yang
pertama berkata:
AKU
ADALAH DAMAI, namun manusia tidak bisa menjagaku, maka lebih baik aku mematikan
diriku sendiri saja!!
Demikianlah
hingga sedikit demi sedikit sang lilin padam. .
yang
kedua berkata:
AKU
ADALAH IMAN, sayang, aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku,
untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.
Begitu
selesei bicara tiupan angin memadamkannya.
Dengan
sedih giliran lilin ketiga berkata:
AKU ADALAH CINTA.Tak mampu lagi aku tuk tetap menyala. Manusia
tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan
membenci orang yang mencintainya, membenci keluarganya.
Tanpa
menunggu waktu lama sang lilin kemudian padam.
tanpa terduga. . Seorang anak masuk ke dalam kamar, dan melihat
ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan ia kemudian berkata :
Eh?
apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan.”
Lalu
ia menangis tersedu-sedu.
Lalu
dengan terharu lilin keempat berkata:
Jangan
takut, jangan menangis, selama aku ada dan menyala, kita dapat menyalakan
ketiga liiln lainnya. AKULAH HARAPAN.
Dengan
mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu mulai menyalakan ketiga
lilin lainnya.
APA
YANG TIDAK AKAN PERNAH MATI HANYALAH HARAPAN YANG ADA DALAM HATI KITA.DAN
MASING-MASING KITA SEMOGA DAPAT MENJADI ALAT, SEPERTI SANG ANAK TERSEBUT, YANG
DALAM SITUASI APAPUN DAPAT MENGHIDUPKAN KEMBALI IMAN, DAMAI, DAN CINTA. .
DENGAN HARAPANNYA. . Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar
setelah memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi
bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah
simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari api yang
membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak dari suatu hikmat
pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Hanya mereka yang mau berkorban dengan
tulus tanpa pamrih seperti lilin yang akan berhasil mencapai puncak kesadaran
kosmik (pencerahan), suatu konsepsi kesadaran yang dibutuhkan sebagai tiket
menuju puncak kebahagiaan yang dicita-citakan oleh semua ummat manusia dan
bangsa-bangsa di dunia. Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang
tercerahkan dan mampu mencerahkan kehidupan. Menjadi pemimpin yang adil,
pejabat yang taat hukum dan tidak korupsi, ayah yang bijak, ibu yang penuh
cinta dan kasih, anak yang sholeh dan hormat pada orang tua, murid yang santun,
dan seterusnya. Belajarlah hidup seperti lilin, menerangi kegelapan dan
berkorban dengan tulus tanpa pamrih.
Lilin hanyalah sesuatu yang sederhana, tetapi mampu memberi cahaya.
Hal yang perlu dipahami adalah bahwa ia akan menyinari sekitarnya ketika
dalam kegelapan. Untuk itu, ia harus
terbakar, meleleh, habis. Sayang, kemampuannya terbatas pada suatu sudut saja,
bercahaya pada titik tertentu. Namun, ketika ada sekumpulan lilin, maka suatu
tempat akan bersinar. Ketika ada lebih banyak lilin, maka daratan akan
berpijar.
Kita hanyalah manusia biasa, tetapi mampu membawa pencerahan. Kita
memberi pemahaman kepada mereka yang masih belum mengerti, bukan menggarami
lautan. Untuk itu, kita harus rela menanggung sakit, berjuang sampai habis.
Satu orang mungkin mampu membawa perbaikan pada lingkungan tertentu. Namun,
ketika sekelompok orang yang berusaha, perbaikan tersebut akan kian nyata.
Ketika ada semakin banyak orang, maka perbaikan menjadi niscaya.
Maukah
Kamu Jadi Lilin?
Lilin memang sangat bermanfaat untuk menghadirkan keadaan terang
bagi orang yang mengalami kegelapan.
Lilin juga bisa menjadi sumber api bagi yang membutuhkan. Lilin juga
memberikan aneka inspirasi dengan sinar-sinar mungilnya. Jadi, lilin secara
filosofis menunjukkan keadaan orang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Namun kita juga faham, lilin setelah bermanfaat bagi yang lain, dia akan
hancur, luluh lantak, dan kemanfaatannya nyaris selesai. Bahkan, sinar
terangnya, keindahannya, sumber energinya tidak memberikan kekuatan yang
berlanjut bagi dirinya sendiri. Apa artinya itu?
Lilin sepertinya mengajarkan kita untuk memposisikan diri kita
supaya bermanfaat bagi orang lain tapi dengan cara merusak diri sendiri. Ingat
juga, kisah dari Inggris bagaimana Robinhood merampok orang-orang kaya untuk
dibagikan hasilnya kepada orang-orang miskin. Tujuannya memang baik, tapi
caranya salah, dengan merusak, melanggar hukum, dan tentu berakibat buruk
secara sistem.
Menjadi lilin bukanlah pilihan yang menyenangkan. Tapi paling
tidak, menjadi lilin adalah pilihan yang gagah, menerangi dan mencoba
memberikan seberkas cahaya, meskipun cahaya itu akan menghancurkan dirinya
sendiri. Tapi bukankah untuk itu lilin itu ada dan dengan begitu lilin itu
berarti. Awal tujuan dari dibuatnya lilin itu adalah untuk menerangi kegelapan.
Apalah artinya lilin kalau nantinya hanya akan disimpan dan
tubuhnya hancur menjadi serpihan karna patah atau terinjak atau bahkan hancur
dimakan zaman!!!
0 komentar