Imajinasi Mengubah Apa yang Kita Dengar dan Lihat
18.58
Sebuah studi dari Karolinska
Institutet di Swedia mengungkapkan bahwa apa yang kita bayangkan dalam pikirkan
ternyata dapat mempengaruhi cara kita mengalami dunia. Persepsi kita yang
sesungguhnya mengalami perubahan di saat kita mengimajinasikan sedang
‘mendengar’ atau ‘melihat’ sesuatu dalam benak kita. Studi yang dipublikasikan
dalam jurnalCurrent Biology ini menyoroti pertanyaan klasik dalam dunia
psikologi dan neurologi tentang bagaimana otak kita mengkombinasikan informasi
dari berbagai indera yang berbeda-beda.
“Kita sering berpikir tentang
hal-hal yang kita bayangkan dan hal-hal tersebut kita anggap jelas sebagai hal
yang terpisahkan,” kata Christopher Berger, mahasiswa doktoral di Departemen
Ilmu Saraf dan sebagai penulis utama dalam studi, “Namun, penelitian ini
menunjukkan bahwa imajinasi kita pada suara atau bentuk tertentu mampu merubah
cara kita memandang dunia di sekitar kita dengan cara yang benar-benar sama
dengan mendengar suara itu atau melihat bentuk tersebut. Secara khusus, kami
menemukan bahwa imajinasi kita tentang ‘pendengaran’ dapat mengubah apa yang
kita lihat, dan imajinasi kita tentang ‘melihat’ dapat mengubah apa yang
sebenarnya kita dengar.”
Seorang peserta dalam percobaan
mempersepsikan kedua objek yang saling bertabrakan meski sebenarnya kedua objek
itu saling berpas-pasan. (Kredit: Karolinska Institutet)
Seorang peserta dalam percobaan
mempersepsikan kedua objek yang saling bertabrakan meski sebenarnya kedua objek
itu saling berpas-pasan. (Kredit: Karolinska Institutet)
Penelitian ini terdiri dari
serangkaian percobaan yang menggunakan ilusi di mana informasi sensorik dari
satu indera mengalami perubahan atau mendistorsi persepsi seseorang dari indera
yang lain. Sembilan puluh enam sukarelawan berpartisipasi secara total.
Dalam percobaan pertama, para
peserta mengalami ilusi bahwa dua objek yang berpas-pasan saling bertabrakan,
bukannya saling melewati satu-sama lain, setelah mereka membayangkan suara
kedua objek yang saling bertumbukan. Dalam percobaan kedua, persepsi spasial
peserta pada suara menjadi bias terhadap lokasi di saat mereka membayangkan
sedang ‘melihat’ sekelebat lingkaran putih. Pada percobaan ketiga, persepsi
para peserta pada apa yang diucapkan seseorang berubah setelah mereka
membayangkan satu suara tertentu.
Menurut para ilmuwan, hasil
penelitian ini mungkin berguna dalam memahami mekanisme yang umumnya terjadi
pada gangguan kejiwaan tertentu seperti skizofrenia, di mana otak gagal dalam
membedakan antara pikiran dan realitas. Penggunaan di bidang lain pun bisa
menjadi bahan penelitian mengenai komputer antarmuka otak, di mana imajinasi
seseorang yang lumpuh bisa digunakan untuk mengontrol perangkat virtual dan
buatan.
“Ini merupakan set pertama dari percobaan
untuk secara definitif menetapkan bahwa sinyal-sinyal sensorik yang dihasilkan
oleh imajinasi seseorang cukup kuat untuk mengubah persepsi dunia nyata
seseorang dari modalitas sensorik yang berbeda,” jelas Profesor Henrik Ehrsson,
kepala peneliti di balik studi ini
0 komentar