Biografi – Umar bin Khattab
19.14
Biografi
Umar bin Khattab Nama lengkapnya adalah
Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin
Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu
Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin
al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Awal
Keislaman Umar bin Khattab
Umar
masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh)
orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Imam Tirmidzi,
Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam
ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar
bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
Berkenaan
dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh
Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’
ar-Rasyidin” sebagai berikut:
Anas bin
Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang pedangnya, lalu
Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana engkau?,” maka Umar menjawab, “
Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi bertanya:” Bagaimana
dengan perdamaian yang telah dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah,
sementara engkau hendak membunuh Muhammad”. Lalu orang tadi berkata,”Tidak kau
tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar
pergi menuju rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya sedang membaca lembaran
Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah
agama”,. Maka Umar melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya
(Fathimah binti Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya
dengan keras sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.
Kemudian
Umar berkata: “Berikan lembaran (al-Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”,
maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh menyentuhnya
kecuali kamu dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka mandilah
(berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian membaca
lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai ayat,” Sesungguhnya Aku
ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dirikanlah Shalat
untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14). Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku
menemui Muhammad.”. Mendengar perkataan Umar tersebut langsung Khabbab keluar
dari sembunyianya seraya berkata:”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku harap
do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi)
berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau
cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal
‘Amr bin Hisyam.”. Lalu Umar berangkat menuju tempat Muhammad Shallallahu
alaihi wassalam, didepan pintu berdiri Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya.
Lalu Hamzah seraya berkata,” jika Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya
dia akan masuk Islam, tetapi jika ada tujuan lain kita akan membunuhnya”. Lalu
kemudian Umar menyatakan masuk Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam.
Lalu
bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin
Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud,
seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”. Umar turut
serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan
dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi
dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Rasulullah
memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu
Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “
Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab
“Rasulullah”.
Hadist Imam
Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari
umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku
niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian
juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,”
Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab
orangnya.”.
Diriwayatkan
oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya
Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar
(Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar) tentang
sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.
Keberaniannya
Riwayat
dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak
mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi
al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya menyandang
pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum
Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali
dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
Kemudian
ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang
yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi
janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan
keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
Baca
Juga : Mengenal Blusukan Umar Bin Khattab
Wafatnya
Pada
hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang
melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu
Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari
kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq,
beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Semoga
Penjelasan Tentang kehidupan Umar bin Khattab sampai dengan beliau wafat.
Bermanfaat bagi kita semua.
di ambil
dari http://www.duniaislam.org/kisah-islami/
0 komentar